Skip to main content

2018: Akhir tahun warna warni

Akhir bulan desember menjadi pertanda datangnya tahun baru.
bulan desember menjadi bulan penuh renungan. atas segala apa yang sudah terjadi 11 bulan yang lalu. semua yang gua hadapi, semua yang gua pertahankan, bahkan semua yang gua hancurkan pun terjadi pada tahun ini.
.
tahun 2018,
menjadi tahun kejutan. dimulai dari satu masalah yang hampirr saja menghancurkan satu keluarga, putus cinta, dinamika dan drama pertemanan yang tak kunjung usai bahkan merasakan pahit nya dunia. tetapi, tahun ini pula yang mengajarkan gua untuk berpikir lebih dalam lagi, berhati-hati dalam berkata, belajar menjadi manusia sesungguhnya, bahkan susah untuk menangis "apa karna terlalu tegar?".
.
Terimakasih tahun 2018.
atas izin Nya, gua bisa menjalani hidup dengan berbagai problema tetapi mampu menikmati nya. gua perlahan belajar untuk bersyukur atas apa yang Allah kasih ke gua, gua belajar jadi orang yang ga fake lagi sama dunia, gua belajar bagaimana menjalani hidup, gua bertemu dengan orang-orang baru dengan segala sifat dan perilaku mereka, gua bisa belajar menerima dan mengikhlaskan. rasanya banyak segala syukur atas tahun ini.
.
tetapi terdapat dua hal yang belum ter realisasikan pada tahun ini : "Berdamai dengan diri sendiri dan Mengenali diri lebih dalam lagi".
.
semoga, tahun 2019 nanti, ku sudah mampu mengenali dan berdamai dengan diri.

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi Ikhlas

Hai, sebelumnya terimakasih karena sudah mau menyempatkan untuk membaca kisah ini. Ku harap, kisah ini bisa menjadi kebermanfaatan dan pembelajaran bersama, ya.  Kisah ini adalah kisah yang menyelimuti seorang gadis bernama Aira. Ia adalah gadis yang penuh dengan perencanaan dan keyakinan. Membuat rencana sedemikian rupa untuk menggapai mimpi dan harapannya. Gadis ini tersenyum dan memikirkan gambaran kedepan di pikirannya. Ia percaya, ini akan mudah untuknya.  Seiring berjalannya waktu, perencanaan awal masih bisa ia lalui. Lalu, hari demi hari, ia merasa kesulitan. Namun, itu semua tidak menjadikan dirinya lengah dan mau menyerah begitu saja. Ia percaya, tidak ada sesuatu yang instan begitu saja. Ia berusaha dan berdoa kepada Sang Pencipta untuk melancarkan jalannya, memudahkan urusannya dan mengabulkan permintaannya. Kemudian, satu bulan selanjutnya ia terhenti. Tak tau apa yang harus dilakukan. Rencana yang sudah disusunnya pun berhenti begitu saja. Akhirnya, gadis ini mem...

Kenalan Yuk!

Halo, Terima Kasih telah mampir pada Blog ini! Kenalin gua Humaira Khairunnisa. biasa dipanggil "humai, mai, mei, umei". Lahir di Jakarta, meski sekarang tinggal di Pamulang haha. Lahir tgl 28 Agustus 1999. Anak ke-3 dari 4 bersaudara. Saat ini sedang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apapun yang gua tulis, sebagian dari apa yang gua rasakan dan pikirkan, harus dituangkan dalam tulisan. Semoga, dari sekian tulisan yang gua tulis, ada manfaatnya buat kalian semua, ya. tulisan ini hanya lah sebuah tulisan. sebuah pemikiran, sebuah pandangan, dan sebuah pembicaraan. Btw, bukan cuma sesi opini dan ngobrol sendiri, kok. tapi ada konten lainnya, hehe. selamat membaca, jangan lupa komen dibawah jika kamu ada pendapat lain atau setuju dengan tulisan inii.  Letter to me; semoga semakin rajin menulis dan menuangkan pemikiran-pemikiran yang terlintas di kepala dan otak ini, ya.

With parents, Life is Easier

Tahun 2019 menjadi awal tahun yang penuh pelajaran. bukan pelajaran akademik, melainkan pelajaran kehidupan. Awal bulan Januari lalu, gua lebih banyak mengurungi diri. berfikir apakah hidup gua jauh lebih baik atau semakin memburuk.  salah satu plan kehidupan yang lebih baik menurut opini gua adalah berambisi untuk bisa punya uang sendiri sebelum usia 20 tahun nanti. well ya, selama liburan, gua terus menerus cari kerja. entah itu part time atau magang. gua udah empat kali kirim cv ke perusahaan tapi belum ada satupun yang manggil. oke harus lebih sabar. selama belum ada panggilan, gua slalu coba untuk intropeksi diri. which is hubungan gua sebagai hamba dengan Tuhan itu bermasalah atau enggak.  but, kaka gua pernah bilang kalau "ridhonya Allah itu tergantung ridhonya orang tua". terus gua kek mikir, setiap gua bilang mau kerja, cari uang sendiri, ortu gak nanggepin sama sekali. malah kadang marah. ya gua kesel dong, niat gua kan baik buat bantu mereka, me...