Sebenarnya
hidup ini emang gak fair sih. Berbuat baik lalu ada yang mencemooh, misalnya.
Gak fair bukan ?
Bukankah
kita ingin menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya ? Bahkan sampai berpikir
kalau hidup ‘kita’ ga perlu ada orang lain yang bisa ngatur ini semua.
Well
ya, itu gak bisa dihindari. Karna baik akan selalu ada yang jahat. Sebaik-baik
nya orang tersebut, bisa jadi bahan cacian karena memang saking bencinya sama
orang itu. Masih bilang fair ?
Sama
halnya dengan pilihan. “lo mau maju atau mundur?” “lo mau berani atau mundur?”
“lo mau berjuang atau menyerah?” “lo mau bertahan atau meninggalkan?” pilihan
bukan ? dengan pilihan bulat yang dibuat oleh kita, artinya, itulah tanggung
jawab kita. Kita gak bisa semena-mena mengatur jalan orang lain kalau memang
“ada artinya” meski konteks masih samar. dari pilihan tersebut, lo makin paham tentang fair or not-fair.
Gua
juga jadi berpikir, kalau hidup itu gak ada kata “sayang” dalam arti menyangkan
apa yang udah dituai. “sayang banget kuliahnya malah ditinggal kerja” “sayang
banget gak lanjut, parah sih” dan sayang banget lainnya. I mean gua ngerti kok
maksudnya apa dan kenapa ada kata menyayangkan. Karena orang-orang sudah
melihat perjuangan kita atau mungkin terlanjur terjun.
Tapi disini, gua masih
salut sama orang-orang yang bisa bertahan diatas pendiriannya. Meski kalimat
“sayang” sudah menimpa dia berkali-kali, tapi dia masih bertahan diatas
komitmennya. Apa yang kita tuai, cerita perjuangannya gak kalah juara. Bisa
jadi, orang yang mengabaikan kata “sayang” itu sedang mengurus ribuan anak
yatim piatu, disabilitas dan lain-lain. Justru lebih mulia kan ? apa iya masih
“disayangkan?” atau mungkin dia sedang berjuang mencari nafkah sana sini atas
hasil karya dan semangat dia utk menghidupi keluarganya. We never know latar
belakang apa yang membuat dia menjadikan pilihan.
Tugas kita hanya menanam, memperbaiki dan melaksanakan perintah Tuhan serta menata hidup sebaik-baiknya. “ah masa iya cuma gitu aja? Harusnya isi dong sama yang positif” . well, apa iya mengisi dengan hal positif itu tidak termasuk menata hidup sebaik-baiknya ? coba pikirin lagi.
Tugas kita hanya menanam, memperbaiki dan melaksanakan perintah Tuhan serta menata hidup sebaik-baiknya. “ah masa iya cuma gitu aja? Harusnya isi dong sama yang positif” . well, apa iya mengisi dengan hal positif itu tidak termasuk menata hidup sebaik-baiknya ? coba pikirin lagi.
Satu
celoteh dari kaka kelas gua itu berkesan banget sampe saat ini masih inget
banget, “hidup itu emang gak fair, tapi dari gakfair itulah manusia bisa
berkembang dan bisa membuktikannya. Entah itu adalah sebuah kutukan atau
keberkahan. Gak fair itu melahirkan tantangan, masalah dan hal semacamnya. Siapa
tahu dari situ jalan keberkahannya” –nm.sk
Relate
banget ga sih ? our society terlalu mengusik kehidupan org lain sampe lupa mana
yang baik dan buruk. Semua hal kita anggap salah jika tidak berjalan
semestinya. Padahal siapa tahu, itu jalan kebenaran. Dari salah jadi benar, dan dari benar jadi
salah. Itulah hooman.. intinya sih, yuk bebenah diri lagi kalau hidup itu ga
perlu orang lain yang atur, mereka hanya membantu dan lo sebagai pengaturnya biar kita merasakan ke-fair-an nya dunia ini. Cheers!
Hidup nggak fair? Hmm menarik, tapi menurut gue Tuhan udah fair, pake banget, yang nggak fair itu manusia dengan segala nafsunya.
ReplyDeleteNice post!
Salam kenal btw.. wkwk