Di penghujung tahun 2019, banyak kisah yang terjadi dihidupku. Kali ini, hujan dan minuman coklat hangat menemani ku sambil menulis. Baru saja terlontar suatu nasihat yang keluar dari bibir kedua orangtua dan yang mengambilnya ialah yazid, anggap saja.
Aku agak sedikit cemas setelah semua nasihat tersebut terdengar pula ke telingaku. Satu persatu kalimat, aku olah, dan aku ambil makna nya. Hatiku banyak menolak, seolah berbicara "bukan seperti itu.." "itu salah" "kasihan dia". Aku khawatir kondisi psikologis yazid berubah menjadi lebih buruk, itu saja.
Namun, aku berpikir lagi. semua nasihat yang datang adalah baik, semua orang tua mewajarkan dan ingin menjadi yang terbaik. Mengatur jalan sedemikian rupa agar kelak anaknya dapat menjadi manusia berguna. Selalu ku yakinkan itu adalah baik, tetapi hatiku menolak beberapa nasihat yang datang. bukan menolak, tetapi merasa bukan begitu caranya..
Lagi-lagi, aku berpikir. "Apa mungkin akan terjadi sesuatu pada dia?" Well, bisa iya bisa tidak. Selama mendengarkan pun, aku berbicara sendiri "menjadi orangtua itu sulit. gak cuma sekedar mengarahkan, tetapi mau mendengarkan". Seringkali, anak dipatahkan opini nya karena dipandang 'kamu masih kecil gak tahu apa-apa' menurutku. Kita pun jarang untuk tidak diberikan hak suara untuk mengungkapkan apa yang kita inginkan jika memang itu baik. Tugas kita hanya nurut, memahami, mengerti, mematuhi that's it. Ku beropini seperti ini, bukan berarti ku menentang amanah mereka, tapi hanya ingin diberikan hak suara untuk mengungkapkan apa yang dirasa untuk jangka kedepannya. itu saja yang aku perhatikan selama ini pada kawanku, diriku, tetanggaku, bahkan orang-orang diluar sana.
Aku hanya khawatir, seringkali salah kaprah dalam menasehati sehingga memengaruhi psikis terutama pada anak. Kondisi psikologis tak bisa dihindari jika memang sudah berubah, maka itu perlu diayomi, perlu diperbaiki, perlu ditemani bahkan perlu didengarkan. Tak hanya rasa salah dan berharap kelak ia akan menyesal, tetapi ucapkanlah baik-baik dan membawa solusi terbaik yang mengenakan kedua belah pihak.
Dipenghujung tahun 2019 ini, aku harap, tahun depan menjadi tahun healing, mendengarkan dan intropeksi untuk setiap orang. Ku mengerti orang tua adalah manusia yang belajar pula menjadi yang terbaik, namun tak lupa, bahwa anak pun sedang belajar juga. Kita semua pembelajar, pembaharu, pemimpin, maka jadilah yang terbaik dengan cara yang baik. Aamiin..
Comments
Post a Comment